Skip to main content

#BincangFingerstyle bersama See N See Guitar

Cressentia (kiri) & Cornel (kanan)


Mari saya kenalkan teman - teman dengan See n See guitar. sebuah duo asal Yogyakarta yang beranggotakan Cornelius Prapaska  dan Cresentia Murniastuti. Tak hanya menampilkan permainan gitar selayaknya duo pada umumnya, pasangan ini kerap menampilkan atraksi unik yang gerakan dan posisinya dimungkinkan karena mereka pun adalah sepasang suami istri. ;)






Aktif di Youtube dan mbak Cresentia sendiri adalah salah satu yang sangat vokal dan membantu di grup komunitas IFGC membuat saya semakin penasaran dengan See n see guitar ini.

Berikut adalah interview saya dengan see n see guitar, selamat membaca ;)

N: Background masing - masing personil?

S : Cornel : Kelahiran Sidareja, Cilacap. Belajar gitar sejak umur 8 tahun dengan ayahnya yang juga senang musik. Sejak kecil banyak menjuarai berbagai lomba gitar. Lulus SMA lalu menempuh pendidikan musik di Institut Seni Indonesia Yogya dengan instrumen mayor gitar klasik. Dan berhasil mendptkan gelar sarjana di thn 2009. Thn 2005 bergabung dengan grup band Letto. Hingga sekarang Cornel banyak terlibat dalam penulisan lagu, aransemen dan komposisi.

Cressentia : Kelahiran Surabaya. Belajar gitar sejak usia 14 tahun. Hingga lulus SMA dia mengikuti kursus gitar di Surabaya. Dan menempuh pendidikan musik di Institut Seni Indonesia Yogya dengan instrumen mayor gitar klasik. Berhasil mendptkan gelar sarjana di tahun 2009. Sejak thn 2007 hingga sekarang, dia lebih banyak aktif mengajar gitar klasik. Beberapa kali menjadi juri di acara kompetisi2 gitar di Yogya. Tahun 2008-2015 menjadi instruktur gitar klasik di lembaga musik Purwacaraka Music Studio Yogya

N: Mulai kapan mutusin untuk bikin proyek duo ?

S :  Awal 2017. Tadinya duet See n See berawal dari kegiatan rumahan berhub kami sama2 suka main gitar, kami iseng2 duet. Lalu kami pikir knp ngga diseriusin aja duetnya mumpung udah menikah jadi lebih banyak waktu barengnya. Lalu lahirlah C n C yang sbnrnya singkatan dari inisial nama kami. Tap berhubung di pencarian youtube dan hashtag CnC byk kearah pembuatan gitar, maka kami ganti di penulisannya menjadi See n See biar lebih gmpng pencariannya di youtube.

N : Dari awal formatnya steel & nylon, atau sempat eksperimen instrumen lain?

S : Iya. dari awal udh steel n nylon. Sempet nyoba steel smua, tapi tangan saya lebih nyaman di nylon. Jadi akhirnya steel dan nylon aja. Juga mas Cornel tidak pengen merubah image gitar klasik yang sudah melekat di saya dari dulu.

N : Boleh dong share tentang proses kreatif see n see guitar, misalnya dalam aransemen lagu.

S : Kebanyakan mas Cornel yang memilih materi2 lagu See n See. Krn dia yang byk referensi lagu2 yang menurut saya lebih banyak enerjik dan menarik. Klo saya taunya lagu2 slow2 aja 😅. Proses awal pastinya kita dengerin lagunya bareng. Lalu kita diskusi pembagian seksi melody dan iringannya (bergantian). Sesuai skill masing2 tentunya..haha. Terus terang kl bagian2 yg ngebut2 temponya, melodinya diambil alih mas Cornel, krn sy sering kepuntal2..😂 Lalu kita ulik bareng kordnya, ulik melodynya, lalu coba main bareng. Sering juga kami buat improvisasi sendiri, supaya nggak 100% sama dengan aslinya. Klo yg kolaborasi dgn vokal itu program hiburan aja, bukan program seriusnya See n See. Jadi klo ada yg main ke tempat kami, klo kira2 suaranya bagus, kadang kami ajak kolaborasi bareng, lagu2 pop yang sudah familiar di telinga.

N: Kepuntal2, huehehe

S : Hahahaha

N: lanjut yuk, mau tau dong influence dari see n see guitar?

S : Influence siapa ya...tapi yang jelas kami dengerin musik klasik dari jaman Barok smpai modern. Era fingerpicking seperti Kennedy Jones, Merle Travis, Chet Atkins, Tommy Emmanuel smpai Emile Ernebrow pun kami dengarkan. Klo yg Eropa ada Django Reinhardt, Stephane Wremble, Joscho Stephane. Kami banyak mendengarkan banyak jenis musik sih, ngga melulu satu genre aja. Apapun. Dangdut koplo aja jg kita dengerin...hahahhaha. Kl yg Indonesia, kami byk dengerin musiknya Pak Jubing, Tohpati, Budjana.

N : Boleh bocoran sedikit mba, tentang album yang lagi di garap.

S : Bocoran apa nih? materi, konsepnya, atau?

N : Yup, keduanya boleh mba. Klo aku amati khan misal nih Pak Jubing Kristianto. Pak Jubing suka ngambil materi yang udah ada di masyarakat, contoh lagu Hujan, Delman, Becak, dll.
Atau mungkinkah see n see guitar mengambil lagu - lagu klasik yang sudah domainnya publik?

S: Yang jelas kami berusaha bikin karya komposisi sendiri. Tidak bisa dipungkiri juga klo mengcover lagu orang menjadi salah satu strategi agar orang lebih mudah mengenal kita, tapi di album ini kami ingin instrumen gitar idealnya mampu berdiri sendiri tanpa harus "nebeng/ndompleng" lagu org lain, meskipun itu sebuah tantangan yg berat. Misalpun ini nantinya terlalu muluk2, ya knp tidak kami membawakan karya orang meskipun urusan perijinan copyrightnya bakal ribet klo karya tersebut blm menjadi domain publik.

N: Sip, sekarang silahkan pesan- pesan untuk teman - teman fingerstyle dan juga penikmat musik see n see guitar.

S : Utk teman2 penikmat musik dan tutorial see n see, terimakasih banyak sudah menonton dan mengikuti video2 kami. Terimakasih untuk segala doa dan supportnya..🙏🙏 Untuk teman2 fingerstyle, mari kita terus sama2 belajar agar dunia pergitaran di Indonesia semakin berkibar.  😇

N: Sip, terima kasih banyak atas kesempatannya interview nya. Salam !

S : Siap, oke sama - sama yaa !


Sekian interview dari saya, semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi kita semua.

Jangan lupa follow akun social media see n see guitar di

YouTube See n See Guitar
Facebook page See n See Guitar

Teman - teman dapat menyimak juga series interview lainnya di sini.

Andri Guitara
Nathan Fingerstyle
Luhung Swantara
Daniel Asbun

Terima kasih telah membaca, jangan ragu untuk share artikel ini ke teman - teman kalian yaaa.

Salam hormat,

Nukie nugroho 


Comments

Popular posts from this blog

#BincangFingerstyle with Nathan Fingerstyle

Reading time : 5 menitan paling broo Waktu senggang seperti ini terkadang membuat saya terpikir akan hal –hal konyol, ya tapi  tak apalah, semoga kekonyolan ini masih dalam koridor yang dapat memberi manfaat buat sekitar. =)) Berawal dari keheranan saya dengan banyaknya like dari setiap post facebooknya, kalian dapat cek sendiri, rata2 post dia likenya sekitar 300an, dan itu untuk post apa pun, kalau untuk post video youtubenya biasanya lebih dari angka itu.  S aya pun iseng nge-stalk beberapa post lain dari fb dan juga youtube dia. Yang bikin tambah penasaran lagi, dia sempat ngepost foto dia dengan tulisan ‘mohon maaf yang bisa request donatur only, donasi yuk!” L angsung terpikir oleh saya, wah ini orang kreatif juga yaa, request lagu fingerstyle aja bisa jadi duit loh. Lebih dari 6000 subscriber, mempunyai sebuah video yang sedikit lagi mencapai 400.000 views, tampaknya dia cocok jadi narasumber perdana saya dalam artikel fingerstyle ini. Yuk langsung aja,

#BincangFingerstyle Si Plankton : Luhung Swantara

Emang kecil sih posturnya, tapi jangan salah sangka, kalau udah main gitar kalian bakal merasakan enerji yang hebat terpancar dari dirinya. Pertama kali menemukan video permainannya ialah di grup facebook IFGC, kala itu ia ngepost permainan nya bersama grup yang bernama inabeat. Secara konsep video sederhana sih, gitar dan drum memainkan komposisi yang bernuansa etnik. Jujur, kesan pertama saya melihatnya di video ini, "wah ini orang cool juga !" Dari situ saya mengajaknya ngobrol via chat fb, sungguh kebetulan tidak jauh dari hari itu, dia merencanakan untuk pergi ke Jakarta untuk keperluan bertemu seorang teman dari Jepang. Wah saya langsung tawarkan saja untuk mampir ke basecamp kami di Bintaro. Berikut adalah wawancara singkat via watsapp yang berlangsung selama 2 hari ( :v ) bersama Luhung “Plankton” Swantara. Kapan hung pertama kali mengenal musik? Sejak lahir, musik2 tradisional, macapat, gamelan gitu awalnya, ortuku orang seni tradisional soalnya